PERMUSUHAN YAHUDI TERHADAP ISLAM
DALAM SEJARAH
Oleh: Ustadz Khalid Syamhudi, Lc.
Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan
ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal
ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah Islam yang akan
menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha
menciptakan opini bahwa permusuhan Yahudi dan Islam hanyalah sekedar perebutan
tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama
dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama
yang mulia ini.
Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan
eksistensi, bukan persengkataan perbatasan. Musuh-musuh Islam dan para
pengikutnya yang bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan
dengan Yahudi adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan
pengungsi dan persoalan air. Dan bahwa persengketaan ini bisa berakhir dengan
(diciptakannya suasana) hidup berdampingan secara damai, saling tukar
pengungsi, perbaikan tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal
mereka secara terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang
lemah dibawah tekanan ujung-ujung tombak Zionisme, yang kesemua itu (justeru)
menjadi pagar-pagar pengaman bagi Negara Zionis. Mereka semua tidak mengerti
bahwa pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya
Negara Islam di Madinah dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta
yaitu Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Demikianlah permusuhan dan usaha mereka merusak Islam
sejak berdirinya Negara Islam bahkan sejak Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut terus. Walaupun
tidak tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya memberantas Islam sejak
kelahiran beliau dan hal ini dapat dilihat dalam pernyataan pendeta Buhairoh
terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama beliau diwaktu kecil. Allah
Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya:
“Sesungguhnya
kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang
yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (Qs. Al-Ma’idah
5:82)
Melihat
demikian panjangnya sejarah dan banyaknya bentuk permusuhan Yahudi terhadap
Islam dan Negara Islam, maka kami ringkas dalam 3 marhalah;
Marhalah
pertama:
Upaya Yahudi
dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal perkembangan dakwah Islam dan cara
mereka dalam hal ini.
Diantara
upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa-masa awal perkembangannya
adalah:
1.
Pemboikotan (embargo) Ekonomi: Kaum muslimin ketika awal perkembangan Islam di
Madinah sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah tidak
membawa harta mereka dan kaum Anshor yang menolong mereka pun bukanlah pemegang
perekonomian Madinah. Oleh karena itu Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk
menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka dan melakukan embargo ekonomi. Para
pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi
ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengutus Abu Bakar
menemui para pemimpin Yahudi untuk meminjam dari mereka harta yang digunakan
untuk membantu urusan beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan tidak
menyakiti mereka bila mereka tidak memberinya. Ketika Abu Bakar masuk Bait Al
Midras (tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh
Fanhaash –tokoh besar bani Qainuqa’- yang merupakan salah satu ulama besar
mereka didampingi seorang pendeta Yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu Bakar
menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam kepadanya. Maka ia membaca sampai habis dan berkata: Robb
kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disini saja, bahkan merekapun
enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual beli
dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang, jual beli dan amanah
tersebut adanya sebelum Islam dan masuknya mereka dalam Islam menghapus itu
semua. Oleh karena itu Allah berfirman:
Di antara Ahli Kitab ada orang yang yang jika kamu
mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di
antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar,
tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang
demikian itu lantaranmereka mengatakan:”Tidak ada dosa bagi kami terhadap
orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka
mengetahui. (Qs. Ali Imran 3:75)
2. Membangkitkan fitnah dan kebencian: Yahudi dalam
upaya menghalangi dakwah Islam menggunakan upaya menciptakan fitnah dan
kebencian antar sesama kaum muslimin yang pernah ada di hati penduduk Madinah
dari Aus dan Khodzraj pada masa jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk Islam
menerima ajakan Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam, diantaranya adalah kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam
dalam Siroh Ibnu Hisyam (2/588) ringkas kisahnya: Seorang Yahudi bernama Syaas
bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis bareng dengan
kaum Anshor, kemudian mengingatkan mereka tentang kejadian perang Bu’ats hingga
terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata masing-masing.
Lalu hal ini sampai pada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam maka
beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam segera berangkat bersama para
يَا مَعْشَر
المُسْلِمِيْنَ اللهَ اللهَ أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَ أَنَا بَيْنَ
أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ هَدَاكُمُ اللهُ لِلإِسْلاَمِ وَ أَكْرَمَكُمْ بِهِ وَ
قَطَعَ بِهِ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ وَاسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ الْكُفْرِ وَ
أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ
“Wahai kaum
muslimin alangkah keterlaluannya kalian, apakah (kalian mengangkat) dakwah
jahiliyah padahal aku ada diantara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada
Islam dan muliakan kalian, memutus perkara Jahiliyah dan menyelamatkan kalian
dari kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian.” Lalu mereka
sadar ini adalah godaan syetan dan tipu daya musuh mereka, sehingga mereka
mengangis dan saling rangkul antara Aus dan Khodzroj. Lalu mereka pergi bersama
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan patuh dan taat yang
penuh. Lalu Allah turunkan firmanNya:
Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari
ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan.
Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah
orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal
kamu menyaksikan.” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
(Qs. Ali Imran 3:99)
3.
Menyebarkan keraguan pada diri kaum muslimin: Orang Yahudi berusaha memasukkan
keraguan di hati kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan
syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap Islam. Hal
ini dijelaskan Allah dalam firmanNya:
Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada
sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang
diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan
siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min)
kembali (kepada kekafiran). (Qs. Ali Imran 3:72).
Ibnu Katsir
menjelaskan ayat ini dengan pernyataan: Ini adalah tipu daya yang mereka
inginkan untuk merancukan perkara agama Islam kepada orang-orang yang lemah
imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan di pagi hari (permulaan siang) dan
sholat subuh bersama kaum muslimin. Lalu ketika diakhir siang hari (sore hari)
mereka murtad dari agama Islam agar orang-orang bodoh menyatakan bahwa mereka
keluar tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum muslimin.
4. Memata-matai kaum Muslimin: Ibnu Hisyam menjelaskan
adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum
muslimin dan menukilkan berita Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
dan yang ingin beliau lakukan kepada orang Yahudi dan kaum musyrikin,
diantaranya: Sa’ad bin Hanief, Zaid bin Al Lishthi, Nu’maan bin Aufa bin Amru
dan Utsmaan bin Aufa serta Rafi’ bin Huraimila’. Untuk menghancurkan tipu daya
ini Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil
menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka
tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa
yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang
disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami
terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu,
kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman
kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:
”Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari
lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):
”Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi
hati. (Qs. Ali Imran 3:118-119)
5. Usaha
memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam: Orang Yahudi tidak pernah
henti berusaha memfitnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,
diantaranya adalah kisah yang disampaikan Ibnu Ishaaq bahwa beliau berkata:
Ka’ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shurie dan Syaas bin Qais saling
berembuk dan menghasilkan keputusan berangkat menemui Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam untuk memfitnah agama beliau. Lalu mereka menemui
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan berkata: Wahai Muhammad
engkau telah tahu kami adalah ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar
Yahudi, Apabila kami mengikutimu maka seluruh Yahudi akan ikut dan tidak akan
menyelisihi kami. Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi
persengketaan. Apakah boleh kami berhukum kepadamu lalu engkau adili dengan
memenangkan kami atas mereka? Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam enggan
menerimanya. Lalu turunlah firman Allah:
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka.
Dan berhati. hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu
dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling
(dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian
dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang
fasik. (Qs. Al-Ma’idah 5:49)
Semua usaha
mereka ini gagal total dihadapan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
dan Allah membalas makar mereka ini dengan menimpakan kepada mereka kerendahan
dan kehinaan.
Marhalah
kedua:
Masa perang
senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam.
Orang Yahudi tidak cukup hanya membuat keonaran dan
fitnah kepada kaum muslimin semata bahkan merekapun menampakkan diri bergabung
dengan kaum musyrikin dengan menyatakan permusuhan yang terang-terangan
terhadap Islam dan kaum muslimin. Namun Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam tetap menunggu sampai mereka melanggar dan membatalkan perjanjian
yang pernah dibuat di Madinah. Ketika mereka melanggar perjanjian tersebut
barulah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melakukan tindakan
militer untuk menghadapi mereka dan mengambil beberapa keputusan untuk
memberikan pelajaran kepada mereka. Diantara keputusan penting tersebut adalah:
- Pengusiran Bani Qainuqa’
- Pengusiran Bani Al Nadhir
- Perang Bani Quraidzoh
- Penaklukan kota Khaibar
Setelah
terjadinya hal tersebut maka orang Yahudi terusir dari jazirah Arab.
Marhalah
ketiga:
Tipu daya
dan makar mereka terhadap Islam setelah wafat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam.
Orang Yahudi memandang tidak mungkin melawan Islam dan
kaum muslimin selama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam masih
hidup. Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam wafat, orang
Yahudi melihat adanya kesempatan untuk membuat makar kembali terhadap Islam dan
muslimin. Mereka mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya mereka untuk
memalingkan kaum muslimin dari agamanya. Namun tentunya mereka lakukan dengan
lebih baik dan teliti dibanding sebelumnya. Sebagian target mereka telah
terwujud dengan beberapa sebab diantaranya:
- Kaum muslimin kehilangan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
- Orang Yahudi dapat mengambil pelajaran dan pengalaman dari usaha-usaha mereka terdahulu sehingga dapat menambah hebat makar dan tipu daya mereka.
- Masuknya sebagian orang Yahudi ke dalam Islam dengan tujuan memata-matai kaum muslimin dan merusak mereka dari dalam tubuh kaum muslimin.
Memang
berbicara tentang tipu daya dan makar Yahudi kepada kaum Muslimin sejak wafat
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam hingga kini membutuhkan
pembahasan yang panjang sekali. Namun rasanya cukup memberikan 3 contoh
kejadian besar dalam sejarah Islam untuk mengungkapkan permasalahan ini. Yaitu
1. Fitnah pembunuhan Khalifah UtsmanIni adalah awal
keberhasilan Yahudi dalam menyusup dan merusak Islam dan kaum muslimin. Tokoh
Yahudi yang bertanggung jawab terjadinya peristiwa ini adalah Abdullah bin
Saba' yang dikenal dengan Ibnu Sauda'. Kisahnya cukup masyhur dan ditulis dalam
kitab-kitab sejarah Islam.
2. Fitnah Maimun Al Qadaah dan perkembangan sekte
Bathiniyah. Keberhasilan Abdullah bin Saba’ membuat fitnah di kalangan kaum
Muslimin dan mengajarkan Saba’isme membuat orang Yahudi semakin berani.
Sehingga belum habis fitnah Sabaiyah mereka sudah memunculkan tipu daya baru
yang dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin Dieshaan Al Qadaah dengan
membuat sekte Batiniyah di Kufah tahun 276 H. Imam Al Baghdadi menceritakan:
Diatara orang yang membangun sekte Bathiniyah adalah Maimun bin Dieshaan yang
dikenal dengan Al Qadaah seorang maula bagi Ja’far bin Muhammad Al Shodiq yang
berasal dari daerah Al Ahwaaz dan Muhammad bin Al Husein yang dikenal dengan
Dandaan. Mereka berkumpul bersama Maimun Al Qadah di penjara Iraaq lalu
membangun sekte Bathiniyah. Tipu daya Yahudi ini terus berjalan dalam bentuk
yang beraneka ragam sehingga sekte ini berkembang menjadi banyak sekali sektenya
dalam kaum muslimin, sampai-sampai menghalalkan pernikahan sesama mahrom dan
hilangnya kewajiban syariat pada seseorang.
3. Penghancuran Kekhilafahan Turki Utsmani ditangan
gerakan Masoniyah [Freemasonry] dan akibat yang ditimbulkan berupa perpecahan kaum
muslimin. Orang Yahudi mengetahui sumber kekuatan kaum muslimin adalah
bersatunya mereka dibawah satu kepemimpinan dalam naungan Kekhilafahan
Islamiyah. Oleh karena mereka segera berusaha keras meruntuhkan Kekhilafahan
yang ada sejak zaman Khulafa’ Rasyidin sampai berhasil menghapus dan
meruntuhkan negara Turki Utsmaniyah. Orang Yahudi memulai konspirasinya dalam
meruntuhkan Negara Turki Utsmaniyah pada masa Sultan Murad Kedua (tahun
834-855H) dan setelah beliau pada masa sultan Muhammad Al Faatih (tahun
855-886H) yang meningal diracun oleh Thobib beliau seorang Yahudi bernama
Ya’qub Basya. Demikian juga berhasil membunuh Sultan Sulaiman Al Qanuni (tahun
926-974H) dan para cucunya yang diatur oleh seorang Yahudi bernama Nurbaanu.
Konspirasi Yahudi ini terus berlangsung di masa Kekhilafahan Utsmaniyah lebih
dari 400 tahunan hingga runtuhnya di tangan Mushthofa Ataturk.
- Yahudi Al Dunamah. Diantara tokohnya adalah Madhaat Basya dan Mushthofa Kamal Ataturk yang memiliki peran besar dan penting dalam penghancuran kekhilafahan Utsmaniyah.
- Salibis Eropa yang sangat membenci Islam dan kaum muslimin dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan beberapa Negara eropa yaitu Bulgaria, Rumania, Namsa, Prancis, Rusia, Yunani dan Italia.
- Organisasi bawah tanah/rahasia, khususnya Masoniyah [Freemasonry] yang terus berusaha merealisasikan tujuan dan target Zionis.
Usaha-usaha
Musthofa Kamal Basya Ataturk dalam menghancurkan Kekhilafahan setelah berhasil
menyingkirkan sultan Abdulhamid kedua adalah:
- Pada awal November 1922 M ia menghapus Kesultanan dan membiarkan Kekhilafahan.
- Pada tanggal 18 November 1922M ia mencopot Wahieduddin Muhammad Keenam dari Kekhilafahan.
- Pada Agustus 1923 M ia mendirikan Hizb Al Sya’b Al Jumhuriah (Partai Rakyat Republik) dengan tokoh-tokoh pentingnya kebanyakan dari Yahudi Al Dunamah dan Masoniyah [Freemasonry].
- Pada tanggal 20 oktober 1923 M Republik Turki diresmikan dan Al Jum’iyah Al Wathoniyah (Organisasi Nasional) memilih Musthofa Kamal sebagai presiden Turki.
- Pada tanggal 2 Maret 1924 M Kekhilafahan dihapus total.
Demikianlah
sempurna sudah keinginan orang-orang Yahudi untuk menjadikan Kekhilafahan
sebagai Negara sekuler yang dipimpin seorang Yahudi yang berkedok muslim.
Mudah-mudahan
ringkas sejarah permusuhan Yahudi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar